Kenakalan
remaja biasanya dilakukan oleh remaja yang gagal dalam menjalani proses
perkembangan jiwanya, baik masa remaja maupun masa anak-anak. Masa remaja dan
masa anak-anak yang berlangsung cepat
dan dengan perkembangan emosi, psikis dan fisik cepat pula. Membuat remaja
sulit untuk menemukan jati diri mereka. Sehingga mereka tidak dapat membedakan
mana yang baik dan yang buruk. kegagalan yang dialami remaja dapat disebabkan
dari konflik yang tidak terselesaikan pada masa anak-anak, atau pada saat masa remaja.
Konflik tersebut antra lain trauma pada masa lalu dimana remaja mendapatkan
perlakuan kasar, atau kondisi ekonomi yang membuat remaja menjadi rendah diri.
Menurut
Kartini Kartono (1988 : 93) remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak
cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial
yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat
sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”[1]. Dari
pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku yang
menyimpang dari norma yang ada pada masyarakat dan melanggar aturan hukum yang
berlaku di masyarakat. hal tersebut sama saja dengan penyinpangan social.
Menurut Emile Durkheim (dalam Soerjono
Soekanto, 1985 : 73). dalam bukunya “ Rules
of Sociological Method” bahwa
perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap
melanggar fakta sosial yang normal dan dalam batas-batas tertentu kenakalan
adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian
perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan
keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas
tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja.[2]
Kenakalan remaja pada
umumnya terjadi pada usia sekolah SMP dan SMA. Karena pada usia sekolah
tersebut remaja rentan dipengaruhi dan jiwa remaja masih sangat labil. Banyak
pengaruh positif dan negative yang dapat diterima oleh remaja. Tergantung
pergaulan yang dilakukan dan teman yang dipilih oleh remaja. Peran pendidik
seperti guru dan pengawasan terhadap siswa terkadang kurang. Sehingga banyak
kenakalan yang terjadi dan dimulai dari sekolah.
Kenakalan dilakukan oleh remaja yang masih
bersekolah antara lain mencoret tembok sekolah, meja dan kursi sekolah, merusak
fasilitas sekolah, tawuran antar pelajar, mencuri diarea sekolah, bolos dari
jam pelajaran dan pacaran dilingkungan sekolah yang sepi atau setelah pulang
sekolah. Kenakalan tersebut jika dibiarkan terus akan menjadi kebiasaan yang
akan terus dibawa anak sampai dewasa.
Dari semua kenakalan tersebut, yang paling
berbahaya dan merusak generasi muda adalah pacaran. Karena remaja menganggap
dalam berpacaran melakukan hubungan intim seperti ciuman, berpelukan, bahkan
hubungan suami istri adalah hal biasa. Oleh karena itu, kasus hamil diluar
nikah dan penderita HIV/AIDS adalah remaja usia sekolah SMP atau SMA. Hal
tersebut terbukti dari data survey yang dilakukan oleh suatu lembaga survey
bahwa 63 persen remaja diindonesia usia sekolah SMP dan SMA melakukan seks
bebas dan 21 Persen melakukan aborsi[3]
Dan menurut data Departemen Kesehatan hingga September 2010 dari 15.210
penderita HIV/AIDS, 54 persen adalah remaja[4]
Selain pacaran, kenakalan yang sering dilakukan
remaja adalah tawuran antar sekolah. Hal ini terjadi karena menurut remaja
menang dalam tauran akan membuatnya terlihat kuat, dan disegani oleh sekolah
lain. Menurut data KPAI kasus tauran di jabodetabek pada tahun 2012 meningkat
daripada tahun 2011. Hal ini menunjukkan, tradisi tauran sudah menjadi hal
biasa dikalangan remaja usia sekolah.
Penyebab terjadinya kenakalan remaja sangatlah
kompleks, baik yang berasal dari dalam diri remaja atau yang berasal dari
lingkungan. Apalagi di era globalisasi saat ini, pengaruh lingkungan sangat
besar dalam pertumbuhan remaja. Penyebab kenakalan remaja dari dalam diri yaitu
krisis identitas dimana remaja gagal menemukan jati dirinya dan perannya dalam
masyarakat. Dan kontrol diri yang lemah, dimana remaja tidak dapat membedakan
tingkah laku yang diterima dengan yang tingkah yang tidak diterima. Begitu juga
dengan remaja yang dapat membedakan dua tingkah laku, namun tidak bisa
mengkontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Sedangkan
penyebab kenakalan remaja yang berasal daari lingkungan atau dari luar seperti
perceraian orang tua dan perselisihan keluarga dapat menimbulkan perilaku
negative. Teman sebaya yang kurang baik, dan lingkungan tempat tinggal yang
kurang baik dapat memicu perilaku negative pada remaja.
Lalu bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja? Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. Yang
pertama adalah remaja sebisa mungkin mendapatkan figure, sosok orang dewasa
yang berhasil melewati masa remaja dengan baik dan juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah pernah gagal pada tahap remaja. Yang kedua, adanya
motivasi dari keluarga, guru disekolah dan teman sebaya, agar dapat mengkontrol
diri dengan baik. Yang ketiga, orang tua menciptakan suasana keluarga yang
harmonis, komunikatif dan yaman bagi remaja. Dan yang terakhir adalah remaja
dapat memilih teman dan lingkungan bergaul yang baik, serta orang tua member
arahan dengan siapa dan komunitas apa yang baik untuk remaja bergaul.